Sumber foto : viva.co.id |
Oleh: Tuning Rahayu (dari berbagai sumber)
Minyak bumi merupakan salah satu
sumber energi yang banyak dipakai oleh penduduk di dunia. Namun ironis bagi negara kita, kenyataannya saat ini cadangan minyak di Indonesia akan habis 11 tahun
lagi. Hal yang bisa kita lakukan untuk menambah cadangan minyak adalah mencari dan
mengebor sumber ladang minyak baru. Jika pilihan impor minyak dijalankan, pasti
akan menambah beban hutang negara. Dan sebagai informasi, Indonesia harus
menelan pil pahit karena banyak perusahaan asing KKKS (Kontraktor Kontrak Kerja Sama) yang sudah dan berniat hengkang
dari Indonesia karena masa panjang mereka mencari sumur minyak di Indonesia
tidak membuahkan hasil.
Satuan Kerja Khusus Pelaksana
Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK MIGAS) telah mengakui pada akhir Mei
2013 lalu bahwa sudah ada 6 perusahaan minyak dan gas yang sudah menyatakan
pengunduran diri meninggalkan Indonesia karena telah merugi milyaran dollar AS
atau triliunan rupiah. Karena sudah mengeksplore minyak dan gas masa 3 – 6 tahun,
keluar duit banyak, tidak diganti pemerintah karena investasi
sendiri, akhirnya mereka merugi. Umumnya 6 perusahaan migas tersebut gagal saat
berusaha mencari migas di wilayah Indonesia Timur khususnya di laut dalam.
Dalam pengeboran, 1 sumur bisa menghabiskan uang 200 juta dollar AS. Namun dry
hole alias kering minyak dan gas.
Indonesia butuh temuan cadangan minyak
baru minimal 310 juta barrel per tahun untuk mengganti minyak yang kita sedot setiap
harinya. Saat ini cadangan minyak Indonesia tinggal 3,7 milliar barrel. Mungkin
kita akan iri dengan 5 negara lain yang cadangan minyaknya tidak akan habis dalam
100 tahun, yatu : Kuwait, Iran, Kanada, Irak dan Venezuela.
Pemikiran tentang Indonesia
kaya akan sumber energi mulai sekarang harus dirubah. Sumber energi kita banyak
yang kita ekspor ; gas, batubara, dll. Kegiatan ekspor tersebut harus dipikirkan lagi. Energi baru terbarukan seharusnya tidak dipandang
lagi sebagai energi alternatif, PLTA, PLTP, PLTS, PLTU harus segera kita
kembangkan lebih jauh sebagai energi masa depan karena tidak akan pernah habis.
Data hingga bulan Juni 2013,
terdapat 12 perusahaan asing KKKS (Kontraktor Kontrak Kerja Sama) yang gagal
mencari migas di laut Indonesia dan rugi hingga Rp. 19 Triliun (sumber : detik finance) =
- ExxonMobil
dengan sumur Rangkong-1 di wilayah kerja Surumana. Kerugian mencapai US$
123 juta karena sumur yang dibor kering
- ExxonMobil
dengan sumur Kris-1, Sultan-1, dan Kriss Well-1 ST di wilayah kerja
Mandar. Kerugian total mencapai US$ 179 juta akibat sumur yang dibor
kering dan satu tidak ekonomis
- Statoil
dengan sumur Gatotkaca-1 ST, Anoman-1, dan Antasena-1 di wilayah kerja
Karama. Kerugian total US$ 174 juta akibat semua sumur yang dibor kering
- ConocoPhillips
dengan sumur Kaluku-1, Aru-1, dan Mutiara Putih-1. Kerugian total US$ 311
juta akibat sumur kering.
- Talisman
dengan sumur Lempuk-IX di Sageri. Kerugian US$ 84 juta karena sumur kering
- Marathon
dengan sumur Bravo Well, Romeo Well, Romeo B-1, Romeo C-1 di wilayah kerja
Pasang Kayu. Kerugian total US$ 209 juta karena sumur kering dan
permasalahan teknis
- Tately
dengan sumur KD-1 dan LG-1 di wilayah kerja Budong-budong. Kerugian total
US$ 51 juta karena sumur tak ekonomis dan masalah teknis
- Japex
dengan sumur Benteng-1 di wilayah kerja Buton. Nilai kerugian US$ 31 juta
karena sumur kering
- CNOOC
dengan sumur Sindoro-1 di wilayah kerja SE Palung Aru. Nilai kerugian US$
50 juta karena sumur kering
- Hess
dengan sumur Andalan-1 dan Andalan-2 di wilayah kerja Semai IV. Total
kerugian US$ 223 juta karena sumur kering
- Niko
Resources dengan sumur Ajek-1 (Kofiau), Cikar-1 (W. Papua IV), dan
Pananda-1 (N. Makassar Strait). Total kerugian US$ 214 juta karena belum
ditemukan gas komersil dan pengeboran dihentikan
- Murphy Oil dengan sumur Lengkuas-1 di wilayah kerja Semai II. Nilai kerugian US$ 215 juta karena sumur kering.
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar