PEMPEK ENAK DI BEKASI TIMUR : Pempek 06 Perumnas 3

Pempek Kapal Selam "Pempek 06" enak bangeets

Halo...apa kabar semuanya ? semoga selalu sehat, kalau sehat makan apa-apa rasanya juga enak kan teman ? hehe... Oke, kalau biasanya saya sering share kuliner Jawa, kali ini giliran makanan khas Palembang. Sudah ketebak pasti empek - empek / pempek. Namun, tak perlu jauh-jauh kesana pula untuk mencicipi pempek. Di penjuru nusantara kini sangat mudah dijumpai makanan yang terbuat dari bahan baku sagu dan ikan ini. Di Jakarta dan Bekasi juga tidak susah, banyak juga kita jumpai pempek "KW" alias yang versi murahnya di abang-abang dorongan satu biji cuma Rp. 1000 perak.

Pempek 06 Perumnas 3

Tapi tidak puas dong makan pempek kok malah penuh perjuangan menggigit alotnya "gorengan kanji" di mulut. Uchhhh enggak enak ya. Nah, bagi yang tinggal di daerah Bekasi Timur saya merekomendasikan Pempek 06 yang berlokasi di Jalan Nusantara Raya, Perumnas 3. Posisinya bersebelahan dengan Salon Eva. Sampai detik ini, pempek itu menurutku masih juara dalam rasa. Ikannya sangat terasa sekali, kuah cuka/ cuko nya juga mantab. Jika tidak suka pedas bisa request kuah cuko yang manis saja. Favoritku tentu seperti orang kebanyakan yaitu pempek kapal selam yang bagian dalam ada telurnya. Makan 1 buah sudah kenyang sekali. Aslinya, sajian pempek tidak memakai mie. Namun entah kenapa sekarang mie dipakai sebagai pelengkap. Biar kenyang sepertinya :)

Saya juga sering beli dibawa pulang

Pempek 06 di Jalan Nusantara Raya ini pelanggannya banyak. Warungnya buka mulai pukul 10 pagi hingga rata-rata habis pukul 8 malam. Selain pempek, warung ini juga menjual Tekwan (semacam sup ikan *irisannya dibentuk bulat kecil-kecil dengan kuah kaldu udang serta tambahan mie soun dan jamur kuping) juga menjual kerupuk kemplang yang didatangkan langsung dari Palembang. Mengenai harga, satu porsi pempek atau tekwan dihargai Rp. 13.000. Mungkin lumayan mahal, tapi dijamin rasanya tidak mengecewakan kok. Ohya, sekedar intermezzo saja pemilik warung ini asli Wong Kito Galo atau masyarakat asli Palembang dan tinggal di Perumnas 3. Kebetulan tetangga saya, salah satu anggota keluarganya yang biasa membantu mengurus warung ini meninggal saat melahirkan bayi kembar 3 (tiga). Sedih juga mendengarnya. Tapi kini anak-anak kecil itu sudah tumbuh sekitar 2 tahunan. Lucu sekali melihat mereka. 

Aneka jenis pempek, sumber : google image

Ngantri :)

Mengenai sejarah atau asal usul pempek, konon telah ada di Palembang sejak masuknya perantau Cina ke Palembang yaitu sekitar abad ke-16, saat Sultan Mahmud Badaruddin II berkuasa di Kasultanan Palembang - Darussalam. Nama pempek diyakini berasal dari sebutan "apek", yaitu sebutan untuk lelaki tua keturunan Cina. Berdasarkan cerita rakyat, sekitar tahun 1617 seorang apek berusia 65 tahun yang tinggal didaerah Perakitan (tepian Sungai Musi) merasa prihatin menyaksikan tangkapan ikan yang berlimpah di Sungai Musi. Sang apek mencoba pengolahan ikan dengan altenatif lain selain hanya digoreng atau dipindang saja. Makanan hasil olahannya itu dijajakan oleh para apek-apek dengan bersepeda keliling kota. Karena penjualnya dipanggil dengan sebutan "Pek... Apek" akhirnya makanan itu lebih dikenal sebagai pempek.

Contoh pempek jenis ada'an

Awalnya pempek dibuat dari ikan belida. Namun dengan semakin langka dan mahalnya harga ikan belida, kini diganti dengan ikan gabus, ikan tenggiri, ikan parang-parang, ikan kakap merah atau ikan lainnya. Oya, jenis pempek bermacam-macam. Jenisnya ada : pempek kapal selam (dalamnya berisi telur ayam), lenjer (bentuknya panjang), ada'an (bulat), lenggang (kotak), keriting (seperti kerupuk), kulit (dari kulit ikan warnanya kehitam-hitaman), model (campuran tahu sedikit), tahu (campuran tahunya banyak), pistel (isi pepaya), telok kecil (telurnya kecil), tunu (tidak digoreng tapi dipanggang). Nah, bangga kan dengan warisan makanan khas nusantara kita. (Tuning Rahayu/ 13 September 2013. Informasi dari berbagai sumber)