 |
Kemasan Getuk "Yoko" / Getuk Kurung |
 |
Getuk Kurung "Yoko" punya cita rasa wahid |
Getuk adalah panganan khas Jawa Tengah yang terbuat dari bahan baku singkong. Biasanya sering ditemukan dipasar tradisional, kalau dibawa pulang seringnya ditaburi parutan kelapa manis dan dibungkus daun pisang. Tapi kini, getuk sudah banyak kita temukan di Mal mewah dengan kemasan bagus dan harga yang lumayan mahal. Cerita soal panganan Jawa ini, aku "nggathok" banget alias ketagihan. Ibaratnya lidahku memang lidah getuk daripada lidah Pizza hehe...
 |
Lapak Getuk Kurung (foto by Me) |
Di tanah kelahiranku Klaten, ada penjual getuk yang terkenal sekali. Namanya Getuk Yoko, tapi orang-orang lebih familiar dengan nama Getuk Kurung, karena lapak getuk ini berada di Desa Kurung, Kecamatan Ceper, Klaten. Meski hanya berjualan dilapak kecil pinggir jalan namun pembelinya dari mana-mana bahkan orang luar daerah sering mencarinya untuk oleh-oleh. Saudaraku yang ada didaerah Klaten kota saja, kalau ada hajatan biasanya dia memesan Getuk ini sebagai snack. Padahal perjalanan ke desa ini bisa 1 jam sendiri. Dan masih ingat sekali saat aku sekolah SD di Ceper, terkadang kalau olahraga sampai ke Desa Kurung ini dan ramai-ramai jajan Gethuk Kurung. Ngangeni kan...
 |
Getuk Kurung. (Gambar yang ini dari Solo Pos) |
Setiap kali pulang kampung ke Klaten. Aku tak lupa mampir untuk mengobati rasa kangenku. Rasa getuknya memang lezat, teksturnya halus, manis gula asli bukan buatan. Aneka rasa yang ditawarkan juga macam-macam; ada coklat, pandan dan gulung selai nanas. Aku paling suka rasa coklat. Bisa dikatakan getuk ini memang punya cita rasa wahid. Terakhir mudik kemarin harganya per porsinya / pakai kardus standar Rp. 10.000 isi sekitar 12 biji. Tapi kalau beli Rp. 5000 kurasa juga boleh sih.
Saat aku menulis artikel ini, iseng-iseng aku search di Google ternyata Kuliner Gethuk Kurung sudah pernah beberapa kali dimuat beritanya, diantaranya di harian umum Suara Merdeka & Solo Pos. Karena termasuk tonggo dhewe (tetangga sendiri), makanya aku rada malu untuk wawancara pengelolanya : Mbak Indah (menantu dari Ibu Sujiyem, sang pemilik) dan Mbak Indah lumayan dekat sama Ibu-ku hehe.. Menurut artikel yang pernah dimuat, usaha Getuk Kurung ini dimulai tahun 1976 ketika anak Ibu Sujiyem, Yoko masih 1 tahun. Dulu saat menjajakan getuk berkeliling kemana-mana, Yoko selalu diajak. Kini dalam sehari, kuliner ini menghabiskan 50 kg singkong, jika hari Minggu bisa dua kali lipat. Penasaran kan ? Kalau ke Klaten monggo mampir... (Tuning Rahayu/ 20 Agustus 2013)
sipppp.....
BalasHapus