
Brrrr….ku acuhkan dingin di pagi buta itu. Jam setengah 5 pagi siap-siap menuju stasiun Kereta Api Gambir 'tuk antri tiket Argo Gede tujuan Paris van Java. Seperti weekend yang sudah – sudah, tanggal 5 hingga 6 Juni 2008 itu ingin kuhabiskan untuk refreshing ke Bandung . Kumpul dengan saudara, hangout bareng temen-temen (kita menyebutnya FIDE’s gank), nengok bisnis kecil kita, and so pasti shopping time ! (rencananya).
Namun, wow penuh sekali stasiunnya. Bak ular naga panjangnya antrian orang-orang dengan ransel/ jinjingan tas besar membuat gerah sekali. Kata partner hidupku “Huh, lebaran aja gak kayak gini”. Memang, musim libur anak sekolah sedang tiba. Alhasil tiket Argo Gede ataupun Parahyangan habis terjual untuk jam 6 atau setengah 7 pagi.
“Mau Parahyangan yang jam setengah 9 ?” kata petugas tiketnya.

“Hmm terpaksa deh”, akhirnya baru kali ini aku ngerasain uncomfortable journey to Bandung . Orang berjubel dan banyak yang berdiri. Kita lupakan sejenak besok pulang naik apa karena tiket kereta untuk pulang juga sudah terjual habis. Tiba di rumah pukul setengah 2 siang. Karena teler, kita istirahat sampe maghrib.

Malemnya abdi, ex kabogoh, Dewi, dan AiL cuma menghabiskan malam dengan menengok kawasan Dago Pakar sambil menikmati Bandrek sama pisang bakar keju hingga pukul 12 malem. Yah, walaupun kita ngerasa cuma sebentar menghirup udara Dago, sudah lumayan terbayar lah.
Hari Minggu esoknya kita cabut dari rumah jam 11 siang setelah sarapan leuncak bikinan Mamah yang pastinya top abis.

Setelah beberapa agen travel mengatakan tiket ke Jakarta sudah habis,kita buru-buru cari travel yang biasa ngetem di stasiun. Whats! tak satupun travel ada disana. Tapi kurang lebih 20 orang masih bertahan nunggu kedatangan travel yang katanya udah di Tol Pasteur. Busyeet, lebih dari satu jam nunggu enggak nongol juga. Akhirnya kita mampir di Gudeg Kendil "Mang Jo" samping stasiun sambil mikir mau naik apa udah malem jam 8.

Dengan taxi seharga argo Rp 17.000 (padahal macet lho) akhirnya kita sampe di terminal Leuwi Panjang. Bis yang kita dapet tinggal 3 tempat duduk itupun paling belakang. Huh, akhirnya balik juga ke Jakarta . Yang penting bisa balik aja, coz aku harus syuting besoknya. Eitss jangan seneng dulu…baru keluar terminal, o’ow bisnya gak bisa jalan. “Astaghfirullah”..baru juga berlega ternyata masih ada kendala. Begitu keneknya bilang ada bis cadangan di belakang, dengan sigap kita lari dan whew good bus euy…lebih nyaman, lebih bersih dan aku pun terlelap. Bangun-bangun sudah sampe UKI. Tepat jam 12 malam mendarat di rumah…Hem, Nice experience isn’t it ? eh sebulan lagi yah Bandungku…ingin ku jemput sepatu kulit orange itu… (8 Juni 2008/ tuning)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar