Selasa, April 28, 2009

Lift Barang VS Lift Karyawan


Berbeda dengan gedung kantorku yang dulu, gedung yang aku tempati sekarang untuk bekerja lebih elit. Secara gabung dengan mall termegah di Ibu Kota gitu loh. Namun ada fenomena unik yang terjadi di kantor. Mengapa karyawan-karyawan di sini lebih senang menggunakan lift barang yang jauh dari kesan nyaman, wangi, bersih dan dingin. Mungkin seperti yang pernah aku tulis di artikel sebelumnya, lift karyawan di kantorku memang sangat ribet. Jika belum terbiasa ke SCTV Tower bisa-bisa stress sendiri. Lift karyawan itu tepatnya terdiri dari 4 lift, dimana masing-masing terbagi sebagai berikut : lift 1 & lift 2 : bisa leluasa mengantarkan ke semua lantai. Walaupun lift ini paling diandalkan oleh semua karyawan namun kedua lift ini susah diajak kompromi. Lift 3 & 4 hanya mampu melayani sampai lantai 7 saja, yang artinya nggak bisa menganatarkan karyawan hingga basement tempat kendaraan di parkir ataupun kantin tempat orang-orang mengisi perut mereka.  
Selama ini jujur aja sih gue lebih seneng memanfaatkan lift barang untuk naik turun ke departemen-departeman lain daripada lift karyawan yang menurutku bisa mempercepat tumbuhnya uban di kepala haha.. Yah, walaupun lift barang sebenarnya ditujukan buat para tukang bangunan yang masih menyelesaikan pembangunan gedung di Senayan City. Dengan cara itu pula aku lebih bisa dekat dengan orang-orang yang membuat kita tidak terlalu Up ! melihat para tukang yang memakai pakaian compang-camping dan badan yang kurus tak terawat membuat kita sadar betapa masih banyak orang di sekitar kita yang jauh dari kata beruntung. Lambat laun, lift barang banyak peminatnya juga, tak jarang pula aku melihat para presenter Liputan 6 di kotak pengap itu.
Seperti pengalaman yang terjadi 2 hari yang lalu, ho ho ho aku cengar cengir sendiri jika flash back kejadian di malam itu. Seharian setelah menyelesaikan syuting liputan di Summer Holiday Dinosaurs di Senayan, pulangnya aku masih harus menyelesaikan sedikit kerjaan yang tertunda di lantai 11 tempat Departemen Produksi bertengger. Aku buru-buru sekali karena partner pulangku sudah menunggu di Basement 1 (B1). Sudah 3 hari ini lift barang under service, jadi mau tidak mau aku harus beralih ke lift yang nyaman tapi menyebalkan itu. Astaga berapa kali ya, aku harus pencet lift agar bisa segera mengantarkanku ke B1. Sekali pencet turun, sigh.. aku dilewatin lift sialan itu. Otomatis aku harus pencet lagi untuk yang kedua kalinya. Dan kejadian itu terus berlanjut hingga beberapa kali. Aku sudah membayangkan partnerku pasti sudah ‘karatan’ nunggu gue nih pikirku.
Dengan sigap aku naik lewat lift jalur lain dan pastinya harus transit di lantai lain dulu. Begitu sampai di lantai 16, tepatnya lantai milik O Chanel TV aku keluar. Ternyata ada cowok yang mengeluh juga, hampir 30 menit lift itu tidak berhenti juga. Huuhhhh, tambah kesel saja. Tanpa seorang lawan bicara aku ngeluh, ngomel sendiri gak jelas sampai cowok yang tadi bengong ngliatin aku. Akhirnya dengan cara lain yang pastinya memakan waktu lama kita sampai juga ke basement. Sambil lari-lari mendekati mobil partnerku, dari jauh aku teriak… “Sorrryyyyyy Friend….Lift aneh mempermainkanku !!!!” So sad… (28 April 2008/ tuning)       

Tidak ada komentar:

Posting Komentar